Senin, 29 Oktober 2012

Pentingnya Jurnalistik Di Sekolah

Jurnalistik, apakah itu? 
Begitu pertanyaan untuk laporan utama kali ini. Istilah jurnalistik ternyata belum begitu dipahami oleh pelajar-pelajar SMA maupun SMP. Sebagian besar memang sudah familiar dengan istilah jurnalistik karena pernah atau sering mendengar tapi tidak tahu arti yang sesungguhnya.
Siswa-siswi SMAN 1 Padang mengangkat suara tentang jurnalistik. Muhammad Asiya berkata jurnalistik itu segala hal tentang berita dan tulisan. Tri Suci Ramadhani mengatakan jurnalistik itu adalah kemampuan menulis. Alfadly Rizki menyebutkan jurnalistik itu adalah kegiatan dalam menciptakan dan mengedit berita. Westi Permata Wati mengatakan jurnalistik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan meliput berita. Rizki Eka Putra mendefenisikan jurnalistik sebagai sebuah cabang yang menyangkut tentang peliputan dan penyampaian informasi kepada masyarakat umum. Arti jurnalistik yang disampaikan teman-teman kita ini mendekati benar.
Akan tetapi, jurnalistik tidak sesederhana itu. Jurnalistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana teknik mencari berita kemudian mengolahnya menjadi sebuah tulisan yang apik dan menarik di media massa cetak maupun elektronik.
M. Hafiz Akbari, siswa SMPN 7 Padang, mengatakan ia pernah mendengar kata jurnalistik tapi tidak tahu persis apa artinya. Baginya “Jurnalistik itu wawancara,” katanya. Benar. Namun, jurnalistik tidak sesederhana itu. k. Wawancara adalah teknik mencari berita tersebut.
Ade Okta Fianto di SMAN 1 Gunung Talang menyebut kalimat wartawan ketika ditanya tentang jurnalistik. “Jurnalistik itu wartawan,” ungkapnya. Nah,wartawan bukanlah arti dari jurnalistik. Akan tetapi, wartawan adalah pelaku jurnalistik itu sendiri. Wartawan bekerja mencari berita melalui teknik wawancara lalu menyajikannya dalam sebuah tulisan. Tulisan ini akan disampaikan ke masyarakat tergantung di mana media wartawan tersebut bekerja, mungkin koran, majalah, radio, televise, ataupun situs internet.
Jurnalistik lebih dikenal sebagai sebuah keterampilan dan seni. Jurnalistik sebagai keterampilan karena seseorang wartawan atau reporter membutuhkan kelincahan tenaga dan pikiran untuk melaksanakan tugasnya, mulai pada menemukan berita hingga menyebarkannya di media massa. Jurnalistik sebagai seni karena pelaku jurnalistik mesti kreatif mencari ide iuntuk membuat editorial, pojok, dan karikatur yang sesuai dengan nada hati dan jiwanya.
Selain istilah jurnalistik, juga dikenal istilah publisistik. Apa itu publisistik? Publisistik merupakan bidang ilmu yang menggawangi jurnalistik. Publisistik adalah ilmu komunikasi massa. Jurnalistik memiliki arti penting bagi publisistik karena dalam prakteknya jurnalistik melancarkan sistem komunikasi antar manusia di dunia ini. Dengan adanya jurnalistik itulah, kita bisa membaca turunnya harga ongkos angkot di koran, mendengar berapa frekuensi gempa di radio, menonton kecelakaan pesawat di televisi, dan mengetahui program kerja pemerintahan Obama di internet.
Itulah fungsi jurnalistik. Ia menyebarkan berita dan menghubungkan komunikasi antar manusia. Berita yang disajikan tersebut tanpa batas menyangkut berbagai peristiwa di dalam negeri maupun di luar negeri. Lebih luas, jurnalistik berfungsi sebagai sarana informasi, interpretasi (pemahaman), panduan, dan juga hiburan.

Jurnalistik di sekolah, penting nggak sih?

Irma Kurniati dari SMKN 1 Tembilahan menjawab. “Jurnalistik itu penting karena membuat kita lebih tahu terhadap segala sesuatu, ” ungkapnya. M. Hafiz Akbari di SMPN 7 Padang mengatakan jurnalistik penting untuk menambah wawasan. Sedangkan Ade Okta Fianto, siswi SMAN 1 Gunung Talang menyebutkan jurnalistik penting karena ia menyebarkan informasi ke masyarakat.
“Jurnalistik di sekolah dapat mencetak jurnalistik muda yang berkualitas,” kata Tri Suci Ramadhani, kelas X.7 SMAN 1 Padang. Baginya, kegiatan jurnalistik yang berkaitan dengan dunia tulis menulis dapat menyalurkan pendapat dan pikiran para pelajar. Dian Fardiyuna dari kelas dan sekolah yang sama dengan Tri Suci Ramadhani mengatakan jurnalistik dapat menciptakan pelajar yang intelek. “Jurnalistik itu penting. Apalagi kalau kegiatannya di sekolah berjalan baik, menciptakan pelajar yang intelek!,” ujar Dian.
Di sekolah, kegiatan jurnalistik, biasanya disalurkan lewat ekstrakulikuler dalam bentuk mading (majalah dinding). Mading merupakan wadah pengenalan jurnalistik sederhana di sekolah. Kegiatan jurnalistik sekolah biasanya mencakup aktivitas siswa-siswi dan guru-guru, baik di dalam sekolah maupun luar sekolah.
Noveandri dari SMKN 1 Padang juga memiliki mading di sekolahnya. Meskipun tidak resmi sebagai ekskul, mading di SMKN 1 Padang cukup memberikan informasi. Menurut Vendri, panggilan akrab Noveandri, sebagian besar isi mading SMKN 1 Padang adalah berita olahraga. Sedangkan mading di sekolah Ade Oktafianto diwarnai oleh puisi, cerpen, dan beberapa pengumuman dari sekolah. SMAN 1 Gunung Talang, sekolah Ade, juga tidak memiliki ekskul jurnalistik. Pengurus mading, baik di SMKN 1 Padang maupun SMAN 1 Gunung Talang, belum terbentuk, hanya pengurus OSIS yang menggawangi mading tersebut.
SMPN 7 Padang juga belum memiliki ekskul jurnalistik. Pusat informasi sekolah ada pada mading. Menurut M. Hafiz Akbari, mading di SMPN 7 Padang tidak hanya berisikan tentang pengumuman dari guru-guru tapi juga menampilkan beberapa keterampilan siswa serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan iptek terbaru. Meskipun mading SMPN 7 Padang juga digawangi oleh pengurus OSIS, tulisan yang ditampilkan tidak hanya disajikan oleh pengurus OSIS tapi juga oleh siswa-siswi yang ingin menampilkan karya-karyanya.
Di sekolah, tidak hanya mading yang menjadi media kegiatan jurnalistik. Ada beberapa sekolah yang memiliki koran atau tabloid sekolah seperti SMAN 1 Padang disebut Media SMANSA dan SMAN 2 Padang disebut Tabloid Pelangi. Kegiatan jurnalistik di SMAN 1 Padang dan SMAN 2 Padang termasuk ekstrakulikuler yang eksis dan aktif di sekolahnya.
Media SMANSA, menurut Alfadly Rizki, merupakan ekskul yang bagus untuk menambah kemampuan siswa dalam jurnalistik. Media SMANSA mewadahi siswa-siswi SMAN 1 Padang untuk membuat dan menyebarkan informasi. Media SMANSA terbit dalam triwulan atau sekali tiga bulan. Menurut Alfadly, kegiatan jurnalistik yang dilakukan redaksi Media SMANSA meliputi mencari, membuat, merangkum, dan mempublikasikan berita.
Selain mading dan koran, jurnalistik di sekolah juga bisa berbentuk radio dan situs portal. Sekolah yang memiliki radio seperti SMKN 1 Tembilahan. Menurut Irma Kurnianti, siswa SMKN 1 Tembilahan, kegiatan jurnalistik di sekolah disalurkan lewat radio yang baru berjalan sejak bulan Desember. Sedangkan sekolah yang memiliki situs portal seperti SMKN 4 Padang dan SMAN 6 Padang.
Beberapa sekolah menjadikan jurnalistik sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. SMAN 2 Padang adalah salah satu sekolah yang memiliki mata pelajaran jurnalistik. Pada mata pelajaran ini, siswa-siswi diperkenalkan dengan dunia jurnalistik yang bisa langsung diaplikasikan di Tabloid Pelangi dan Mading Pelangi SMAN 2 Padang. Sementara di SMAN 1 Padang, menurut Muhammad Asiya, dasar-dasar jurnalistik diperkenalkan melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia.